BEREMPATI ITU MUDAH, MENGHORMATI ITU INDAH
MATERI BAB 8 KELAS VII
BEREMPATI ITU MUDAH, MENGHORMATI ITU INDAH
A. Pengertian
Empati
Empati adalah keadaan mental yang membuat orang
merasa dirinya dalam keadaan, perasaan, atau pikiran yang sama dengan orang
lain. Dalam istilah lain, empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, lalu bertindak untuk
membantunya. Empati merupakan sifat terpuji. Islam menganjurkan hambanya
memiliki sifat ini. Empati sama dengan rasa iba atau kasihan kepada orang lain
yang terkena musibah.
Islam sangat menganjurkan sikap empati, sebagaimana
firman Allah Swt dalam Q.S. an Nisa/4:8. "Dan apabila sewaktu
pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,
maka berilah mereka harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang baik" . Ayat tersebut menjelaskan apabila ada kerabat, anak
yatim, dan orang miskin yang ikut menyaksikan pembagian warisan, maka mereka
diberi bagian sekadarnya sebagai atau tali kasih.
Terkait sikap empati ini, Rasulullah saw bersabda.
"Dari Abi Musa r.a. dia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Orang
mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya
saling mengokohkan." (H.R. Bukhari).
Hadis diatas secara tidak langsung mengajarkan
kepada kita untuk bisa merasakan apa yang dirasakan orang mukmin yang
lain. Apabila ia sakit, kita pun merasa sakit. Apabila ia gembira,
kita pun merasa gembira. Allah Swt menyuruh umat manusia untuk berempati
terhadap sesamanya.
Allah Swt sangat murka kepada orang-orang yang egois
dan sombong. Perilaku empat terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari dapat
diwujudkan dengan cara:
- 1.
Peka terhadap
perasaan orang lain
- 2.
Membayangkan
seandainya aku adalah dia
- 3.
Berlatih
mengorbankan milik sendiri
- 4.
Membahagiakan
orang lain
B. Menghormati
Orangtua
Siapakah orang yang paling dekat dengan kamu sejak
lahir? Tentu kedua orang tuamu, bukan? Merekalah yang membawa kamu ke
dunia ini dengan izin Allah Swt. Jasa mereka besar sehingga kamu tidak akan
mampu menghitungnya, antara lain:
- 1.
Ibu mengandung
dengan penuh susah payah, dan melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya;
- 2.
Ibu menyusui
selama dua tahun dengan penuh kasih sayang dan terjaga malam hari karena
memenuhi kebutuhan anaknya;
- 3.
Ibu dan ayah
memelihara kita sehingga kita siap untuk hidup mandiri;
- 4.
Ibu dan ayah
bekerja keras untuk memenuhi keperluan keluarga;
- 5.
Ibu dan ayah
memberi bekal pendidikan;
- 6.
Ibu dan ayah
memberikan kasih sayang dengan ikhlas tanpa meminta balasan.
Begitu besar jasa orang tua sehingga kita sebagai
anak wajib hukumnya berbuat baik kepada keduanya. Allah Swt. memerintahkan
kita untuk berbuat baik kepada keduanya, sebagaimana firman-Nya: “Dan
(ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada
manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu
berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih
menjadi) pembangkang.” (Q.S. al-Baqarah/2: 83)
Pada penggalan ayat, Allah Swt. menegaskan bahwa
kita harus berbuat baik kepada kedua orang tua. Terkait dengan ini, Imam
Abu Daud dan Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Abdullah bin Amru sebagai
berikut. “Dari Abullah bin Umar berkata. Seseorang datang kepada
Rasulullah saw. dan berkata, “Aku akan berbaiat kepadamu untuk berhijrah, dan
aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah saw.
bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa
sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (H.R. Baihaqi)
Hadis di atas menegaskan kepada kita agar tidak
sekali-kali mengecewakan kedua orang tua kita. Perilaku menghormati kedua orang
tua dapat diwujudkan dengan cara berikut ini:
1. 1. Ketika orang tua
masih hidup:
a.
Memperlakukan
keduanya dengan sopan dan hormat;
b.
Membantu
pekerjaanya;
c.
Mengikuti
nasihatnya (apabila nasihat itu baik);
d.
Membahagiakan
keduanya.
a.
Jika keduanya
muslim, kamu dapat mendoakan mereka setiap saat agar mendapat ampunan Allah
Swt; Doa yang diajarkan Rasulullah saw. demikian: “Ya Allah, ampunilah aku dan
kedua orang tuaku dan rahmatilah mereka sebagaimana keduanya telah memeliharaku
pada waktu kecil.
b.
Melaksanakan
wasiatnya;
c.
Menyambung dan
melanjutkan silaturahmi yang dahulu sudah dilakukan oleh kedua orang tua;
d.
Menjaga nama
baik mereka.
C. Menghormati Guru
Kita diperintahkan untuk berbuat baik atau berbakti
kepada guru. Gurulah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada
kita.
Sebagai pendidik, guru membentuk kita menjadi
manusia yang beriman, mengerti baik dan buruk, berbudi pekerti luhur, dan
menjadi orang yang bertanggung jawab, baik kepada diri sendiri, masyarakat,
bangsa, maupun negara.
Gurulah yang menjadikan kita orang yang pandai dan
memahami ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, kita akan memperoleh kedudukan yang
tinggi di ha dapan Allah Swt., sebagaimana firman-Nya. ...Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu “ dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat...” (Q.S. al-Mujadalah/58: 11)
Cara berbakti kepada guru, antara lain dengan
bersikap:
- 1. Mengucapkan
salam apabila bertemu;
- 2. Memperhatikan
apabila diajak bicara di dalam dan di luar kelas;
- 3. Rendah hati,
sopan, dan menghargai;
- 4. Melaksanakan
nasihatnya;
- 5. Melaksanakan tugas belajar dengan ikhlas.
Komentar
Posting Komentar